Usaha Waralaba Es Cendol Yang Dikemas Lebih Memikat

Siapa yang tidak kenal es cendol , ini adalah minuman khas indonesia yang cukup merakyat . Saking merakyatnya es cendol kemasannya dari dahulu sampe sekarang penyajian dan kemasannya sama. Dulu, kita banyak menjumpai orang jualan es cendol dengan sepeda ataupun di panggul. Kita bisa beli dipinggir2 jalan dan kawasan minum es cendol biasanya gelas atau mangkok.

Sesuai kemajuan jaman dan semoga kelihatan lebih modern es cendol pun mampu di bawa lebih modern dengan mengubah kemasan dan cara penyajiannya. Contohnya dengan performa lebih terbaru dengan bentuk stand dan wadahnya pun bukan lagi plastik bening tetapi telah dengan cup tak kalah dengan performa minuman yang sedang tren ketika ini. Nampaknya minuman rakyat yang satu ini ingin dinaikkan derajatnya. Sebagaimana yang sekarang dijalankan oleh PT Cocomas Indonesia yang menciptakan suatu produk pengganti santan untuk kuah es cendol dengan jus kelapa. 

Dinamakan demikian, produk tersebut berisikan adonan santan, gula merah plus rasa perhiasan dalam satu kemasan. Terciptanya varian olahan turunan kelapa ini memerlukan tata cara penjualan yang sempurna. Dalam arti jikalau dijual massal ke pasar-pasar dalam bentuk kemasan tetra pak saja belum tentu. Lantas apa bedanya dengan es cendol biasa yang harganya jauh lebih hemat biaya.

Es Cendol Minuman Merakyat Yang Di Kemas Lebih Memikat

Dengan sedikit diakali merubah tampilannya dan menjualnya dalam bentuk telah siap santap ditambah adanya varian rasa durian, cocopandan dan natural tak pelak es cendol seharga Rp2000 mampu terjual Rp5000. Terlebih lagi cita-cita PT.Cocomas yang ingin membuat lapangan kerja gres maka tercetuslah wangsit untuk memberi kesempatan bagi penduduk untuk berwirausaha. “Kami memasarkan produk jus kelapa ini dengan cara Business Opportunity (BO), jadi tak hanya produknya yang laris terjual tetapi terbukalah kesempatan usaha bagi penduduk ,” ujar Sapto Sri Asmoro sebagaiRetail Business Manager PT. Cocomas Indonesia. 

Memang semenjak peluncurannya di sebuah festival franchise bulan Juni silam, BO yang diberi nama Ice Cendol Idol ini eksklusif menarik perhatian pengunjung ekspo. Tak tanggung-tanggung 300 peminat kepincut untuk bergabung. Namun tak semua eksklusif diproses,alasannya adalah PT.Cocomas sebagai franchisor juga memutuskan persyaratan tolok ukur. Mayoritas peminat yaitu mereka yang ingin mempunyai usaha sampingan. Dikatakan sampingan sebab usaha sebagai pebisnis cendol tak memerlukan keterampilan khusus dan investasi yang besar. Begitu tingginya jumlah peminat, cukup mengganggu rasa ingin tau, lantas apa yang menjadi daya tarik BO Ice Cendol Idol ini. Dikatakan Sapto, peluang perjuangan ini begitu menggiurkan. 

Bayangkan saja dengan investasi yang tak terlalu besar mitra telah bisa kembali modal dalam waktu satu bulan saja. “BEP mampu satu bulan jikalau kawan serius menanganinya dengan ketentuan kawan menjalani sesuai mekanisme (berhasil memasarkan sekurang-kurangnya50 cup per hari, red),” kata alumnus STIE Kosgoro Jember ini. Namun rata-rata mitra bisa kembali modal tak lebih dari tiga bulan. Investasi kecil yaitu aspek selanjutnya yang justru menjadi pesona utama. Cukup dengan uang sejumlah Rp2.500.000 sebagai dana investasi untuk kala kerjasama selama setahun. Tanpa dikenakan perpanjang kontrak kawan tak perlu repot dengan urusan ongkos yang memberatkan. 

Ditambah lagi royalty fee hanya satu persen itupun bukan dari total omzet per bulan yang didapat kawan melainkan satu persen dari jumlah materi baku (cuma jus kelapa,red) yang dibeli mitra secara berkala . “Royalty fee ditarik pada tahun kedua kerja sama, jikalau perpanjang perjanjian maka tahun kedua royalty fee diberlakukan namun kami akan mengembalikan dalam bentuk reward terhadap kawan. Makara bergotong-royong kawan tidak dikenakan biaya macam-macam,” tambahnya. Bahkan kawan mampu menangguk semua omzet yang didapat sekitar Rp7.500.000 per bulan (hanya dari penjualan es cendol). 

Memang kemudahanlah yang diprioritaskan untuk itu dengan mengusung misi membuat entrepreneur yang berdikari PT. Cocomas belum mengarahkan sistemnya ke waralaba murni yang aturannya jauh lebih ketat. Saat ini PT. Cocomas masih menjalani tata cara BO biar mitra bisa berkreasi dan berkembang lebih singkat. Diutarakan oleh Sapto mungkin kedepannya akan diarahkan untuk menjadi waralaba, tetapi untuk dikala ini masih dengan metode BO yang hukum mainnya jauh lebih fleksibel memungkinkan kawan bisa leluasa berinovasi dengan produk yang telah ada. “Walaupun polanya seperti waralaba, kami tidak menerapkan aturan yang terlalu mengikat,” tegas Sapto. Inilah poin lain yang menjadi daya tarik BO Ice Cendol Idol. 

Selain kawan tidak dibebani ongkos yang terlalu besar tetapi bisa meraup untung bergunung-gunung, kawan juga mampu berkreasi dengan bahan bakunya. Jika pada tata cara franchise kawan diwajibkan menjual produk tolok ukur dari franchisor, tidak demikian dengan metode BO Ice Cendol idol. Mitra bisa memberikan pelengkap toping pada racikan es cendolnya. “Untuk presentasi es cendol tak mengikat sebatas cendol beserta kuahnya (jus kelapa, red), jika kawan punya kreasi lain contohnya ingin menyertakan kacang merah atau nata de coco, silakan saja kami tidak mengunci resep racikan Ice Cendol Idol,” ungkap laki-laki kelahiran 39 tahun silam. 

Dengan harga jual yang ditetapkan franchisor sebesar Rp5000 per cup, mitra masih bisa mengoptimalkan harga jual hingga Rp6000 jika kawan berkreasi dengan racikan es cendol seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Kian banyaknya mitra yang tersebar diseluruh Indonesia yang meraih 300 stand tidak memungkinkan bagi PT. Cocomas menangani distribusi bahan baku seutuhnya. Untuk itu diterapkan metode subdistribution yang ialah kepanjangan tangan dari PT.Cocomas. Sapto menyebutnya master, dimana setiap master mewakili satu provinsi yang membawahi minimal 25 kawan. Selanjutnya master-master inilah yang menggeluti pribadi mengatur acara distribusi bahan baku ke masing-masing stand. 

Normalnya kawan akan mengorder materi baku kepada master seminggu sekali. Dengan tata cara ini Sapto percaya bila BO Ice Cendol Idol tumbuh pesat sampai menciptakan hingga ribuan mitra pun PT. Cocomas tak perlu kerepotan soal distribusi. Master-master tersebut tak hanya mengurusi distribusi bahan baku tetapi juga mewakili PT. Cocomas dalam hal perekrutan calon kawan. Hingga dikala ini PT.Cocomas sudah mempunyai delapan master yang berada di Medan, Padang, Pekanbaru, Riau, Banjarmasin, Makasar, Bandung dan Jakarta. 

Menyusul lalu empat master lagi di Palembang, Jambi, Bengkulu dan Lampung yang mau beroperasi dalam waktu bersahabat. Longgarnya aturan yang diterapkan menciptakan BO Ice Cendol Idol banyak diincar pengusaha pemula, sebab resiko gagal cenderung minim. Terlebih lagi kemudahan yang diberikan cukup menolong mitra diawal-awal penjualan untuk mengatrol omzet. Kini siapapun tak lagi merasa gengsi berdagang minuman tradisional tersebut, dengan presentasi demikian terbaru dibarengi investasi yang cukup hemat siapapun mampu menjadi juragan cendol. 

Salam berhasil
Jatilengger TV Assalamu'alaikum wr. wb. Hello, how are you? Introducing us Jatilengger TV. The author, who is still a newbie, was born on January 16, 1989 in Blitar and is still living in the city of Mendoan. About starting this blog, it started with a passion for writing fiction, which eventually had to be written down in a scribble or note to immortalize it. Which is then able to pour ideas on this blog. All of that, of course, really hope to be useful for readers everywhere. I currently work as an entrepreneur in Blitar, East Java. On the sidelines of busyness, I try to write and share through blogs. For cooperation, of course, I really accept forms of cooperation such as: Advertisement, Product Review, Event Collaboration, and others. That's a short profile about myself, I hope you like to visit my blog. Thank you. :) Wassalamu'alaikum wr. wb.

0 Response to "Usaha Waralaba Es Cendol Yang Dikemas Lebih Memikat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel