OPTIMIS MENGHADAPI RAKSASA BISNIS
![]() |
Hadapi raksasa bisnis |
Dalam dunia bisnis, kita pasti mengenal para raksasa bisnis. Siapa itu raksasa bisnis? Raksasa bisnis ialah perusahaan-perusahaan yang telah memasuki bisnis tertentu lebih dulu, mengenal pasar usahanya jauh lebih baik daripada pesaingnya. Mereka juga telah memiliki nama yang diketahui luas, tidak hanya itu, mereka telah mempunyai pasar yang telah percaya pada mereka selama beberapa tahun. Para raksasa bisnis ini pasti sukar sekali menggoyahkannya. Saat berhadapan dengannya secara pribadi saja rasanya telah tidak percaya diri. Bagaimana tidak, bisnis kita masih gres, belum punya konsumen tetap, belum banyak pengalaman melakukan bisnis tersebut, hingga keluarlah kata-kata, "ah, saya mah apa atuh" hehe..
Jika memang mesti berhadapan dengan para raksasa bisnis tersebut, maka kita dilarang mengalah duluan, istilahnya kalah sebelum berperang. Tetaplah bersikap optimis, alasannya kita tidak tahu, jangan-jangan bisnis kita yang tidak diperhitungkan tadi justru malah bisa bersaing dan mengalahkan raksasa bisnis yang sudah mapan tadi. Untuk menyemangati teman-sobat semua, maka saya akan mengisahkan (wuih, bahasanya..) dongeng-cerita berikut mengenai sikap optimis saat menghadapi raksasa bisnis. Oke, begini ceritanya..
Di Amerika, dulu, bisnis yang bermain di produk-produk kertas didominasi oleh Scott. Selain Scott, pemain yang lain yang masuk ke bisnis yang serupa yaitu Kimberly. Pada tahun 1960an, P&G, tahu dong P&G (Procter&Gambel) mulai merambah masuk ke bisnis yang sama. Semua orang tahu reputasi Procter&Gambel yang luar biasa hebat, punya nama besar, nyaris tidak dapat dikalahkan. Nah, di tengah persaingan mirip itu, Scott yang ialah leader dalam bisnis ini, menentukan mundur terencana dan menyerah. Mereka berpikir raksasa sebesar P&G tak mungkin mampu dikalahkan. Maka tanpa perlawanan mereka mundur dari posisi teratas bisnis tersebut.
Lalu bagaimana nasib Kimberly? Oya, asal tahu, Kimberly ialah pemilik merek Huggies, Kotex, Colgate dan Klenex. Dalam sebuah rapat direktur, sang eksekutif berkata, "Marilah kita bangun, menundukkan kepala dan membisu sejenak". Menghadapi situasi mengheningkan cipta seperti itu, para hadirin yang ada dalam ruangan tersebut pun mengajukan pertanyaan-tanya, "Lho, siapa yang meninggal, ya?". Nah, sehabis hening sejenak, sang administrator tadi memengangkat kepalanya dan berujar dengan sedih, "Rekan-rekan sekalian, itu yakni untuk P&G!" Tak pelak lagi, situasi dalam ruangan tersebut eksklusif gempar! Secepat angin, optimisme dan rasa percaya diri administrator mengkremasi semangat para bawahannya.
Pimpinan Kimberly mengakui, "Kami sangat menghormati P&G. Mereka benar-benar andal! Rasa-rasanya kami tidak mungkin mempunyai musuh yang lebih handal dari P&G. Oleh alasannya itu kami sungguh gembira berhadapan dengan mereka. Setelah 25 tahun berlalu, Kimberly berhasil menggantikan Scott sepenuhnya dan sukses pula mengalahkan P&G dalam enam dari delapan jenis produk. Woww...
![]() |
Produk-produk Kimberly |
Cerita lain tiba dari raksasa elektronik asal Jepang, Sony. Tahukah sahabat, pada tahun 1957, ketika itu Sony gres menciptakan radio transistor pertamanya. Nah, Akio Morita sang founder Sony menenteng ciptaan barunya ini ke Amerika Serikat. Radio transistor Sony ini ternyata menarik minat Bulova, yakni perusahaan jam tangan yang raksasa. Bulova memesan 100.000 buah (yang mengagetkan bagi perusahaan sekelas Sony yang ketika itu masih terbilang perusahaan kecil) dengan suatu syarat, yaitu radio itu mesti membawa nama Bulova.
Namun, Akio Morita menolaknya. Karena menolak, delegasi dari Bulova tadi terus memaksa : "Perusahaan kami ialah perusahaan terkemuka yang membutuhkan waktu 50 tahun untuk mapan, sementara itu tidak ada satu pun yang pernah mendengar nama perusahaan Anda. Menghadapi raksasa bisnis Bulova tersebut, Morita pun menjawab, "Lima puluh tahun yang lalu, perusahaan Anda pastilah tidak terkenal seperti nama perusahaan kami kini ini. Saat ini aku dengan produk baru aku sedang mengambil langkah awal untuk 50 tahun perusahaan aku yang akan datang. Lima puluh tahun dari sekarang saya berjanji merek kami akan sama terkenalnya dengan merek Anda ketika ini".
Janji Akio Morita ternyata meleset, ia tidak membutuhkan waktu 50 tahun untuk menjadi perusahaan besar, tetapi jauh lebih singkat ketimbang itu. Dalam waktu 30 tahun Sony sudah berhasil menjadi salah satu perusahaan multinasional ternama. Jika saja ketika itu, Akio Morita oke dengan tawaran Bulova, jikalau dikala itu Morita justru rendah diri karena berhadapan dengan raksasa bisnis, maka kita tidak akan pernah mengenal Sony.
![]() |
Akio Morita, founder Sony |
Nah sahabat, kedua kisah tadi mengajarkan kita wacana pentingnya perilaku optimis walaupun itu menghadapi raksasa bisnis, meskipun bisnis kita, atau pun nama perusahaan kita belum ada apa-apanya dibanding para raksasa tadi. Alih-alih rendah diri dan menyerah, orang-orang luar biasa tadi justru menentukan untuk menghadapinya dengan gagah berani. Hasilnya? Benar-benar luar biasa. Setuju?!
0 Response to "OPTIMIS MENGHADAPI RAKSASA BISNIS"
Post a Comment