Cara Praktis Membuat Bisnis Model Canvas (BMC)




Apakah sobat pernah mendengar ungkapan "Bisnis Model Canvas" atau yang sering juga disingkat dengan BMC? Nah, kali ini kita akan belajar apa itu BMC, bagaimana cara menggunakannya, dan juga tentunya manfaatnya untuk bisnis kita. Sudah siap?! Yuk...


Latar Belakang

Sobat pernah kan melihat usulan bisnis? Nah, anjuran bisnis lazimnya berbentuk tulisan-goresan pena yang panjang, rumit, dan detail. Proposal bisnis mirip ini biasanya jika taktik usahanya berganti, bisa dibayangkan mesti mengganti keseluruhannya. Ribet dan makan waktu sekali kan? Jangankan jikalau mau diubah, melihatnya saja kadang sudah membuatngantuk hhehe..

Latar belakang itulah yang menyebabkan lahirnya Bisnis Model Canvas atau yang juga sering disingkat BMC. Bisnis Model Canvas diperkenalkan pertama kali oleh Alexander Osterwalder. Beliau menciptakan BMC ini untuk membuat lebih mudah para usahawan untuk melihat bisnis mereka secara keseluruhan dalam satu lembar kertas, dan juga untuk membuat lebih mudah usahawan mengambil keputusan berdasarkan BMC tadi.

Alexander Osterwalder, creator Bisnis Model Canvas (BMC)

Dari namanya kita telah tahu bila BMC itu berbentuk kanvas atau berada di suatu kertas. Menggunakan BMC untuk bisnis memperlihatkan keunggulan seperti salah satunya mempermudah dalam memetakan bisnis kita. Jadi bisa dikatakan juga bahwa BMC adalah Blueprint dari suatu perusahaan.

Saat ini di Indonesia Bisnis Model Canvas (BMC) sudah semakin terkenal dan banyak dipelajari di universitas-universitas. BMC telah menjadi alternatif opsi untuk menciptakan business plan bagi suatu perusahaan. Karena banyaknya keunggulan dari BMC inilah, maka sobat-teman yang seorang usahawan wajib untuk menguasainya.


Cara Menggunakannya

Bisnis Model Canvas (BMC) berbentuk sembilan balok dengan deskripsi yang berbeda-beda untuk masing-masing balok. Membaca serta mengisinya pun ada aturannya. Sebelum membahas lebih lanjut, yuk kita lihat seperti apa bentuk dari BMC itu.

Contoh Bisnis Model Canvas (BMC)

Dari gambar di atas, sobat mampu melihat ada 9 balok yang terpisah. Ada Key Partnership, Key Activities, Key Resources, Value Propositions, Customer Relationships, Channels, Customer Segments, Cost Structure, dan Revenue Streams.

Cara mengisinya berurutan ya teman sesuai dengan nomor berikut ini:

1. Customer Segments

Pertama Customer Segments atau segmen pelanggan mana yang hendak menjadi target kita. Dalam beberapa tumpuan ada yang mengakibatkan value propositions yang pertama, namun bila Siti lebih suka menentukan dahulu segmen pelanggan mana yang mau ditarget.

Dalam menetukan Customer Segments ini lebih detail lebih baik. Maksudnya, customer segments yang ingin kita target : Wanita, Usia 25-40 tahun, pendidikan minimal perguruan tinggi, pekerjaannya apa, bahkan kalau perlu sampai mendetail hingga perilaku khusus pelanggan. Semakin detail, maka akan semakin tertarget.


2. Value Propositions

Setelah kita mengetahui siapa target pembeli atau konsumen kita, barulah kita menentukan produk apa sih yang hendak kita jual untuk customer segment tersebut. Mungkin saja contohnya jikalau target customer kita Wanita, Usia 25-40 tahun, pendidikan minimal perguruan tinggi, beragama islam, menyukai dan mengikuti fashion terkini, tinggal di kota besar, pemasukan di atas Rp.5 juta per bulan misalnya, mampu jadi produk bisa kita tawarkan ialah pakaian muslim yang fashionable dengan harga di atas rata-rata. Sesuai dengan sasaran pasar kita kan. 

Jangan bila sasaran target pasar kita orang menengah ke atas, lalu produk yang kita tawarkan produk murah. Atau sebaliknya, produk mahal namun mentarget pasar menengah ke bawah. Kan gak nyambung jadinya.

Kalau menurut saya eksklusif itulah gunanya kita menetukan dahulu customer segments kita sebelum menentukan nilai atau produk apa yang hendak kita tawarkan.


3. Channels

Setelah menetukan Customer Segments dan Value Propositions, maka yang selanjutnya yakni memilih Channels. Channels bermakna terusan atau bagaimana kita akan menyalurkan produk kita atau bagaimana cara menjangkau pelanggan kita.

Ada banyak channels yang mampu kita gunakan tergantung dari customer segments dan value apa yang ingin kita tawarkan. Contoh Channels ialah: pemasaran eksklusif (direct) seperti toko-toko ritel, pemasaran wholesale (indirect) seperti toko grosiran, serta pemasaran secara online yang menggunakan situs web atau sosial media.


4. Customer Relationships

Setelah menetukan Channels maka berikutnya kita bisa menetukan customer relationships atau bagaimana kita mempertahankan kekerabatan yang baik dan berkelanjutan dengan pelanggan kita. 

Contoh misalnya jika penjualan lewat direct sales seperti toko ritel, mereka lazimnya menawarkan member card, diskon beli 1 dapat 1, undian berhadiah, dsb. Kita mampu melihat seperti Indomaret atau Alfamart yang sering memperlihatkan diskon dan juga member card kepada pelanggannya.

Contoh lainnya misalnya kalau bisnis kita bergerak di dunia online, kita mampu menggunakan media umum mirip BBM, Facebook, Twitter dan sebagainya untuk menyapa konsumen. Bahkan ada beberapa situs web yang mengucapkan selamat ulang tahun pada customer yang berulang tahun selaku bentuk perhatian dan menjaga relasi yang bagus dengan konsumen. Ada juga beberapa yang sengaja memberikan hadiah dan sebagainya untuk menjaga loyalitas pelanggan mereka.


5. Revenue Streams

Revenue Streams yakni arus pendapatan atau bagaimana cara bisnis kita memperoleh keuntungan. Ada beberapa revenue streams tetapi yang paling utama timbul utamanya untuk bisnis baru umumnya mencakup pemasaran.

Ya, sebagian besar bisnis yang gres biasanya semua pendapatan berasal dari hasil pemasaran mereka. Namun untuk perusahaan-perusahaan besar revenue stream mampu lebih kompleks ketimbang sekedar penjualan. Bisa jadi pemasukan mereka disokong oleh pendapatan iklan, atau dari sewa properti atau sewa tempat, dan masih banyak lagi kesempatan untuk menambahrevenue stream tergantung dari seni manajemen dan sasaran yang ingin diraih.


6. Key Resources

Key Resources yakni sumber kunci atau apa saja yang kita butuhkan untuk menciptakan bisnis tersebut berjalan. Contohnya key resources suatu rumah makan yaitu karyawan yang melakukan pekerjaan untuk mengolah makanan dan menyuguhkan menu. Bisa juga key resourcesnya yakni modal permulaan untuk membuka rumah makan tersebut. 


7. Key Activities

Key Activities yaitu kegiatan kunci atau aktivitas utama yang mesti dilakukan dalam melakukan bisnis tersebut. Kita contohkan rumah makan, maka key activitiesnya yakni mengolah makanan, meracik resep kuliner, melayani konsumen, membersihkan alat makan, dan sebagainya.

Kalau untuk bisnis online key activitiesnya misalnya mencakup posting produk di situs web atau market place, penawaran spesial ke media sosial, menganalisa orderan yang masuk, mempacking orderan, sampai mengirimkannya ke perusahaan pengantaran.


8. Key Partnerships

Setelah menetukan key resources dan key activities, kita tentunya akan mudah dalam menentukan key partnerships. Key partnersips adalah korelasi kunci atau bisa diartikan selaku pihak-pihak yang mendukung dalam proses bisnis kita.

Contoh key partnerships yakni supplier contohnya. Tentu kita harus menjaga kekerabatan yang baik dengan supplier yang menyetok barang kepada kita. Contoh yang lain yakni contohnya bisnis kita adalah online shop yang mesti mengirimkan barang ke perusahaan pengantaran seperti JNE, Tiki, dan Pos Indonesia contohnya bermakna key partnersip kita yaitu mereka.


9. Cost Structure

Cost Structure ialah biaya-ongkos apa saja sih yang kita perlukan untuk membuat semua proses-proses tersebut. 

Misalnya dengan mengenali customer segments sampai key partnership tadi maka kita mampu menetukan cost structure kita yang meliputi ongkos produksi, gaji karyawan, serta promosi. Biasanya makin besar perusahaan maka kian rumit dan banyak pula cost structure yang dibuat.

Agar sahabat-sobat semua kian paham, berikut ini ditambahkan contoh dari Binis Model Canvas yang telah jadi. Di bawah ini ialah BMC dari bisnis T-Shirt. Sobat bisa menyaksikan detail strategi usahanya hanya dari satu lembar kertas kan?

Contoh Bisnis Model Kanvas Bisnis Kaos

Siti juga gres tahu perihal Bisnis Model Canvas (BMC) ini loh hehe.. mampu ilmu dari komunitas IIBF (Indonesia Islamic Business Forum). Wow, ternyata ada cara yang lebih simpel dan gampang dalam menuliskan dan membaca bisnis plan. Selain itu juga kalau ada beberapa perubahan, kita mampu menggantinya dengan segera. Benar-benar ilmu yang bermanfaat.

Agar lebih gampang memahami BMC ini Siti juga telah menambahkan video BMC di bawah ini semoga sobat kian paham bagaimana memetakan BMC dan membuatnya. Selamat mencoba yaa...

Jatilengger TV Assalamu'alaikum wr. wb. Hello, how are you? Introducing us Jatilengger TV. The author, who is still a newbie, was born on January 16, 1989 in Blitar and is still living in the city of Mendoan. About starting this blog, it started with a passion for writing fiction, which eventually had to be written down in a scribble or note to immortalize it. Which is then able to pour ideas on this blog. All of that, of course, really hope to be useful for readers everywhere. I currently work as an entrepreneur in Blitar, East Java. On the sidelines of busyness, I try to write and share through blogs. For cooperation, of course, I really accept forms of cooperation such as: Advertisement, Product Review, Event Collaboration, and others. That's a short profile about myself, I hope you like to visit my blog. Thank you. :) Wassalamu'alaikum wr. wb.

0 Response to "Cara Praktis Membuat Bisnis Model Canvas (BMC)"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel