BISNIS DOPPELGANGER
Mungkin sebagian sobat sudah pernah mendengar perumpamaan doppelganger. Apa itu doppelganger? Menurut wikipedia, doppelganger yakni penampakan dari muka seseorang yang masih hidup, biasanya ialah suatu pantulan. Istilah doppelganger ini berasal dari bahasa Jerman adalah doppel (double) dan ganger (walker). Kata doppelgangger lazimnya sering merujuk pada sesuatu yang bersifat misteri, namun di sini saya tidak akan diskusikan misteri (jadi kangen blog enigma, hehe..), tapi ke bisnis.
Di dunia bisnis kita juga mampu melihat doppelganger, lho. Doppelganger ini berseliweran di sekitarkita. Bahkan tanpa kita sadari terkadang kita dikelabui, salah sangka, dan lalu terdiam sendiri dan berkata “lho?”. Namun doppelganger ini juga sebagian besar kocak, alasannya memang tak mampu berhadapan langsung dengan sang jawaranya atau sebab memang terbuka lebar pasar yang membutuhkannya.
“Ngomongin apa, sih dari tadi. Aku gak ngertiii.. ”
Ok, gini pernahkah sobat mau beli produk A lalu justru yang terbeli ialah produk B karena kemiripannya? Entah itu kemasan, merek yang nyaris seperti, gaya tulisan, bahkan gambar kemasannya. Pasti pernah kan? Serupa tapi tak sama, Istilah kerennya KW.
KINE??? |
Semuanya hampir sama. Bedanya di badaknya :) |
What the..?! |
Sejak kapan Iphone masuk bisnis sepatu?? |
Kolonel Sanders bisa berdiri dari kubur ngeliat ini.. |
Mungkin ini yang disebut hp ganjelan pintu.. |
Positif thinking, mungkin yang punya sepatu namanya Mike :) |
Bisa migrain Bill Gates liat ini.. |
Specialman? Mungkin tujuannya spesial di hati perempuan, hehe.. |
Nah, itu yang di sini aku sebut doppelganger. Di dunia penjualan, ini disebut seni manajemen palsu. Dalam buku karangan Steven P. Schnaar, Managing Immitation Strategy, strategi artifisial ini dibagi menjadi 4, adalah : Strategi pembajakan dengan memasarkan produk dengan merek dan rancangan produk yang sungguh-sungguh sama sehingga sering disebut dengan produk artifisial dan mampu dikatakan ilegal; Strategi kloning dengan meniru produk yang sudah ada, tetapi dengan merek berbeda; Strategi memalsukan rancangan misal Nike jadi Kine seperti contoh gambar di atas; Strategi Adaptasi Kreatif yang menjiplak produk yang telah ada kemudian mengembangkannya kembali untuk diterapkan pada lingkungan yang baru.
Bisnis yang menerapkan doppelganger ini biasanya tidak akan bertahan lama. Hari ini meniru A, besok memalsukan B, seni manajemen jangka pendek. Karena memang bisnisnya tidak ada merek. Kembali lagi ke merek. Tidak ada bisnis besar yang berlangsung tanpa merek kecuali bisnis itu akan terus ada di kelas doppelganger, yang akan terus memalsukan dan mengimitasi produk sukses yang sudah ada. Ini jelas pelanggaran hak cipta. Tetap apakah bisnis jenis ini tidak akan untung? Salah! Bisnis ini bisa meraup laba yang besar terlebih bila mereka memang memasuki pasar yang tepat. Biasanya bisnis model ini menyasar pada pasar yang lebih rendah. Sekali lagi bisnis jenis ini tumbuh sebab memang ada pasarnya, ada pembelinya. Bisnis jenis ini kalau masih banyak pembelinya, hingga akhir zaman juga akan tetap ada. Tetapi ia tidak akan pernah jadi bisnis besar. Tidak ada bisnis yang bisa menjadi besar tanpa adanya merek, kecuali bisnis permafiaan kalau kata Ippho Santosa di buku 10 Jurus Terlarangnya.
Bisnis-bisnis doppelganger ini tampaknya "terinspirasi" dengan teknik bisnis ATM (Amati, Tiru, Modifikasi), tetapi sepertinya cuma berhenti di proses perhatikan dan tiru saja. Proses modifikasinya alias proses kreatifnya tidak dijalankan. Jadi, bila sahabat mau bisnisnya besar jangan menjadi doppelganger, kalaupun mau meniru, ya harus ada proses kreatifnya di sana. Tidak asal jiplak. Bangunlah bisnis dan merek sobat sendiri. Dengan demikian maka bisnis sobat legal, jadi market leader, dan tentunya berjangka panjang.
Nb :
1. Doppelganger itu ungkapan yang saya buat sendiri, jangan terlalu diseriusin.
2. Tulisan ini dibuat alasannya pengalaman sempat terkecoh dengan merek agar-semoga, karena bungkusnya sama, hehe..
3. Udah gitu aja semoga berguna
0 Response to "BISNIS DOPPELGANGER"
Post a Comment