NOSTALGIA, Bisnis-Bisnis Yang Sempat Booming Tahun 90an



Bilik Wartel

Hari ahad pagi yang cerah ini, yuk kita nostalgia ke tahun 90an. Siapa di sini yang era kecilnya tahun 90an alias generasi 90an? Ayo tunjuk tangan..!! Hehe.. Wah, banyak ternyata ya..

Banyak yang bilang tahun 90an ialah tahun yang mengasyikkan. Bener sih, penulis juga melewati era kecil di tahun 90an, hehe.. Tahun 90an, walaupun belum ada smartphone, laptop, jaringan internet mirip kini ini, kok rasanya hidup itu indah banget. Hidup itu mudah, senang itu rasanya sederhana aja. Bisa buat telepon-telepon pakai bekas kaleng susu, gak perlu smartphone. Kalau gak punya televisi, nonton ramai-ramai di rumah tetangga (kayak bioskop, euy, tiap sore) gak perlu TV layar datar yang besarnya setembok rumah. Ah, pengen buah-buahan gak perlu beli, tinggal samperin rumah-rumah sobat yang biasanya memang pada punya tumbuhan di halaman rumahnya, mau buah seri ada, mau jambu ada, mau belimbing ada, gak perlu pakai uang. Ah, mau mainan, tinggal buat dari bekas sandal jepit atau kulit jeruk bali maka jadilah kendaraan beroda empat-mobilan. Bahkan bahagia sekali pulang sekolah main boneka yang bentuknya kertas (bp-bpan sebutannya) sambil diajak ngobrol. Wah.. jadi panjang kan tulisannya hehe..

Pada tahun 90an itu, aneka macam bisnis-bisnis yang sempat booming. Namun sayangnya, sekarang ini bisnis-bisnis tersebut sudah tidak bisa dijumpai lagi karena tergilas kemajuan zaman. Nah, pada postingan kali ini, selain mengajak sobat-sahabat semua nostalgia ke tahun 90an, saya akan ajak untuk menyaksikan kembali bisnis-bisnis yang sempat menjadi tren pada tahun 90an terutama di Indonesia. Sudah siap? Yuk, kita masuki mesin waktu...


Bisnis Wartel


Telepon Umum dan Wartel yang Sudah Punah

Wartel atau warung telekomunikasi dahulu sungguh-sangat booming. Saat belum banyak yang menggunakan handphone, terlebih smartphone mirip kini ini, kebutuhan orang-orang untuk berkomunikasi dengan orang lain bisa dipenuhi dengan memakai telepon rumah atau kalau tidak punya, mereka akan menggunakan jasa wartel ini. Wartel ini umumnya berupa bilik-bilik kaca yang di dalamnya disediakan daerah duduk. Kalau pihak Telkom mengeluarkan telepon umum yang penggunaannya harus memasukkan beberapa koin, jika dahulu kepingan Rp.100 yang warna putih. Telepon-telepon yang lebih banyak didominasi warna biru ini berada di tempat-kawasan hiruk pikuk dan strategis, seperti di sekolah ataupun jalan-jalan. Balik lagi ke warnet tadi, alasannya banyaknya peminatnya bahkan kadang kala untuk menggunakannya tak jarang pelanggan-konsumen tadi rela mengantri panjang kolam ular di depan pintu wartel tadi. Bisa dibayangkan kan bila menunggu orang yang menggunakan wartel tadi untuk pacaran? Harus banyak-banyak sabar hehe..

Tetapi ketika ini, bisnis jasa wartel ini sudah nyaris tidak bisa ditemui lagi. Boomingnya penggunaan telepon genggam pada permulaan tahun 2000an makin menggerus eksistensi bisnis ini. Tentu saja, dengan telepon genggam, orang tidak perlu lagi ngantri untuk menelpon di wartel, cukup isi pulsa, dan bisa santai sambil menelpon kapan saja dan di mana saja sesuka hati.


Bisnis Warnet



Bisnis Warnet yang Perlahan Mulai Ditinggalkan

Ada wartel, ada pula warnet. Warnet alias warung internet menjadi bisnis yang menjanjikan di awal tahun 2000an. Warnet ini biasanya ialah bilik-bilik dengan dingklik dan komputer di dalamnya, banyak juga yang menerapkan warnet lesehan alias duduk di lantai. Konsumen akan mengeluarkan uang sesuai dengan bill yang ada di komputer tersebut yang akan mengkalkulasikan otomatis semenjak awak pelanggan menggunakan komputer. Bisnis warnet ini terutamanya banyak menjamur di area erat sekolah, kampus, maupun perumahan. Warnet-warnet ini banyak dimanfaatkan untuk menolong tugas sekolah atau kuliah, maka tak heran pelanggan bisnis warnet ini banyak berasal dari golongan pelajar dan mahasiswa. Tetapi sayangnya, banyak pula yang memakai jasa ini untuk hal-hal yang tidak baik. Jangan ditiru ya teman..

Namun sekitar mulai 2010an, bisnis ini satu per satu mundur teratur. Hal ini merupakan efek dari semakin banyaknya pengguna smartphone. Bagaimana tidak, cukup isi kuota internet, maka sahabat-teman bisa browsing dan Facebookan kapan saja dan di mana saja. Lagi-lagi satu bisnis hilang sebab kemajuan zaman.


Bisnis Mainan Anak-Anak



Mainan Gimbot Jadul

Jauh sebelum game online booming di tanah air, sebelum anak-anak berkumpul main play station (PS), tahun 90an bawah umur disuguhi mainan tradisional yang begitu membuat anak-anak berilmu bersosialisasi bareng sobat-sobat sebayanya. Bisnis mainan anak-anak juga banyak dipengaruhi boomingnya tokoh-tokoh kartun dan satria super seperti Power Ranger ataupun Satria Baja Hitam. Mainan yang tradisional mampu ditemui seperti contohnya layang-layang, yoyo, kelereng, gambar-citra, serta gasing. Bisnis mainan anak-anak yang lebih "modern" contohnya saja tamagochi dan gimbot yang ialah permulaan mula mainan terbaru sekarang ini.

Namun dikala ini semua berubah. Anak-anak lebih lekat dengan gadgetnya. Ke mana-mana menenteng smartphone (agak miris bekerjsama), usia begitu mestinya mereka banyak bermain menghabiskan waktu bareng sahabat-sobat sebayanya. Kalau mau mainan, biasanya tinggal download di Playstore, mau permainan apa saja tersedia. Ujung-ujungnya bisnis mainan belum dewasa, apalagi yang tradisional, kian kurang peminatnya.


Bisnis Rental CD / Rental Buku


Bisnis Rental komik

Pasti sobat-teman di sini banyak yang punya pengalaman pinjam CD atau buku novel atau komik di rental kan? Mau pinjam CD atau buku, teman mesti punya kartu anggota. Tarif yang dikenakan pun sesuai dengan tarif yang telah tertera di CD ataupun buku tersebut, juga menurut lamanya waktu peminjaman. Jangan lupa pula mengembalikannya mesti sempurna waktu, kalau gak, sahabat akan kena denda sesuai dengan persetujuan. Paling kesal tuh ya, jikalau CD atau buku yang ingin kita pinjam sedang keluar alias dipinjam orang lain. Alhasil mesti tunggu beberapa hari untuk bisa meminjamnya.

Bisnis jenis ini biasanya dikelola orang-orang langsung yang punya banyak koleksi langsung. Sehingga berkesempatan untuk meraup rupiah dari bisnis rental cd ataupun buku komik ini. Nah, jikalau di kota saya, Bandar Lampung, ada beberapa tempat sewa komik yang sungguh ramai beberapa tahun yang lalu, namun kini sebagian besar sudah tutup. Saat ini, orang-orang mampu menonton apa pun yang mereka inginkan lewat Youtube, atau bila cukup mendownload film kesayangannya lewat situs-situs yang banyak bertebaran di internet bila ingin menonton film kesayangan. Begitu juga dengan buku ataupun komik, kini banyak tersedia baca buku online ataupun download buku yang disebut e-book di internet. Tinggal klik-klik semua beres.


Bisnis Barang-Barang Elektronik



Walkman jadul Sony

Banyak alat-alat elektronik yang kini telah tidak bisa lagi dipakai alias ketinggalan zaman. Salah satunya ialah walkman. Masih ingat zaman dahulu jikalau mau dengar lagu, selain request lagu lewat radio, orang-orang mampu menyimak lagu-lagu kesayangannya lewat walkman. Walkman ialah alat pemutar kaset yang bisa dibawa kemana-mana. Pengalaman menyebalkan yaitu ketika mau mendengarkan lagu-lagu yang diinginkan, harus pencet tombol rewind yang mesti pas, bila tidak, maka lagunya mampu terlewat atau malah terputar lagu yang lain. Hal menjengkelkan yang lain yaitu ketika kaset-kaset tadi yang masih menggunakan pita, tiba-tiba kusut, maka pensil atau pena akan menolong. Hanya belum dewasa generasi 90an yang paham korelasi kedua benda ini, hehe..

Makin berkembangnya zaman, maka walkman pun mulai ditinggalkan. Orang-orang lebih menentukan menyimak musik melalui handphonenya. Selain lebih simpel, dengan ukuran yang lebih kecil tentunya, tidak butuhjuga kaset-kaset yang banyak. Cukup download lagu-lagu kesayangan, maka dengan headset digenggaman, kita bisa menikmati alunan musik dengan lebih praktis. Oya, selain dengan semakin bergesernya pemakaian walkman ini, maka toko-toko yang memasarkan kaset pun satu persatu harus bangkrut.

Selain walkman tadi, alat elektro yang sudah hampir punah dan banyak ditinggalkan yaitu radio, televisi versi tabung, dan sebagainya. Saat ini bisnis elektronik masih tetap ada, kok. Hanya saja barang-barangnya saja yang pastinya akan berlainan jika kita melihat pada tahun 90an dan sekarang. Bisnis elektro bahkan kini banyak masuk ke dunia online. Bagi sobat-sobat yang tak punya waktu untuk menentukan barang-barang elektronika tersebut di toko konvensional, maka bisa membelinya secara online, tentunya pada penjual-pedagang yang sudah terpercaya.

Itulah bisnis-bisnis yang dulu sempat trenddi masa 90an. Masing-masing zaman memiliki kisahnya sendiri, mempunyai hal-hal yang sempat menjadi tern, begitu juga dengan bisnis. Bisnis yang dikala itu ramai digandrungi mirip jamur di isu terkini hujan, di kurun yang lain, maka bisnis tersebut tinggal cerita. Tidak ada yang infinit di dunia ini, apalagi di dunia bisnis. Semuanya akan cepat berubah, satu-satunya yang baka yakni perubahan itu sendiri.

Semoga bermanfaat..



Jatilengger TV Assalamu'alaikum wr. wb. Hello, how are you? Introducing us Jatilengger TV. The author, who is still a newbie, was born on January 16, 1989 in Blitar and is still living in the city of Mendoan. About starting this blog, it started with a passion for writing fiction, which eventually had to be written down in a scribble or note to immortalize it. Which is then able to pour ideas on this blog. All of that, of course, really hope to be useful for readers everywhere. I currently work as an entrepreneur in Blitar, East Java. On the sidelines of busyness, I try to write and share through blogs. For cooperation, of course, I really accept forms of cooperation such as: Advertisement, Product Review, Event Collaboration, and others. That's a short profile about myself, I hope you like to visit my blog. Thank you. :) Wassalamu'alaikum wr. wb.

0 Response to "NOSTALGIA, Bisnis-Bisnis Yang Sempat Booming Tahun 90an"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel