KENAPA ORANG YANG BENAR-BENAR KAYA JUSTRU SEDERHANA?



Steve Jobs dan keluarga

Pernah diusir alasannya adalah datang ke acara penghargaan menggunakan bus, menenteng pulang lada dan garam setelah makan di cafe, senang membeli pada sore hari di pasar bersahabat rumahnya untuk mendapatkan harga miring.
Mengendarai pick-up yang tak memiliki AC, bangku mobilnya berbekas kopi, meminjam duit pada karyawannya dikala akan berbelanja tiket pesawat.

Memelihara ayam dan kambing, makan di bar perusahaan bersama para karyawannya, bahagia berlangsung kaki ke bukit erat rumahnya, sarapan pagi hanya dengan nasi dan telur goreng.

Hanya memakai kaos yang itu-itu saja, memilih untuk kerja di meja yang sama dengan karyawan-karyawannya tanpa ruangan khusus sendiri, pesta pernikahannya dilangsungkan dengan amat sederhana.

Hobinya makan popcorn dan nonton TV, tinggal di rumahnya yang dibelinya 50 tahun lalu, rumahnya tidak berpagar, ke mana-mana menyetir sendiri, tidak ada satpam ataupun bodyguard yang mengawalnya.

Mendiami rumah yang sederhana, menggunakan pakaian dengan versi yang serupa selama beberapa tahun, melarang anak-anaknya menggunakan gadget.

Kebiasaan-kebiasaan di atas ialah gaya hidup dan kebiasan sederhana dan unik dari para miliarder dunia. Sobat mampu menebak semua orang mereka? Baiklah, ini dia jawabannya : Yang pertama adalah Ingvar Kamprad pendiri IKEA ialah perusahaan pedagang furniture yang sudah membuka tokonya di seluruh dunia, tergolong Indonesia. Kedua yakni Sam Walton pendiri Walmart yaitu ritel serba ada yang juga telah membuka tokonya sampai seluruh penjuru negara. Ketigaa dalah Amancio Ortega, miliuner pemilik bisnis fashion bernama Zara yang ialah orang terkaya keempat dunia. Keempat yakni Mark Zuckerberg, pendiri Facebook, pasti telah tahu semua facebook hehe :) Kelima yaitu Warren Buffett CEO Berkshire Hathaway dan investor dunia yang mejeng di posisi nomor 3 orang terkaya dunia. Yang terakhir ialah Steve Jobs, pendiri Apple dan Pixar.

Sejak dahulu, aku senantiasa tergelitik dengan pertanyaan kenapa ya orang-orang kaya ini justru memilih untuk hidup sederhana dan bersahaja? Orang kaya yang saya bicarakan di sini bukan orang kaya yang setengah kaya, lho ya. Yang aku bicarakan di sini yaitu orang kaya yang benar-benar kaya, yang seluruhnya bertengger di posisi atas daftar orang terkaya sejagat model Forbes, bukan orang terkaya se-RT atau sekelurahan, itu sih belum ada apa-apanya. Orang-orang ini yang punya aset bertrilyun-trilyun yang bila dibelikan cendol, maka Jakarta akan tenggelam dengan cendol, hehe..

Dengan harta yang (apa ya nyebutnya, hingga galau) tumpah ruah begitu, tak terhitung lagi seperti itu, kenapa mereka tidak memilih pola hidup yang wah, contohnya dengan punya rumah 100 tingkat, kendaraan beroda empat Porche 100 unit depan rumahnya, eh di halaman belakang ada pesawat pribadi, tidak lupa pula gelas-gelas kristal, giginya berlapis emas #lho?, tiap hari piknik naik jet eksklusif, pagi sarapan di Jepang, makan siang di Perancis, makan malam di Burj Khalifa. Kenapa malah menentukan untuk hidup sederhana? Bahkan di antaranya cuma pakai busana yang itu-itu saja. Curiga jangan-jangan belinya lusinan di Tanah Abang hehe..


Gaya berpakaian Steve Jobs yang sederhana


Di sinilah letak rasa kagum aku pribadi pada sosok-sosok ini. Mereka mengajarkan bahwa dengan menjadi kaya, bukan mempunyai arti menjalani hidup glamor. Istilahnya kaya itu mesti, tetapi gaya hidup itu pilihan. Dan mereka menentukan pola hidup yang bersahaja. Maka aku pun mencoba untuk mengulik alasan mengapa mereka memilih kesederhanaan dalam kesehariannya. Inilah beberapa argumentasi yang mungkin bisa menjelaskan mengapa orang yang benar-benar kaya justru sederhana.

Menenangkan Hati

Ya, dibanding beli ini, beli itu, punya ini, punya itu, membuatkan impian yang berlebihan, menentukan untuk sederhana dan tampil apa adanya pasti akan lebih menenangkan hati. Mark Zuckerberg yang terinspirasi oleh Steve Jobs yang berpenampilan cuma menggunakan kaos bubuk-abu (bila Steve Jobs, kaos turtle neck dengan celana jeans dan sepatu kets) sebuah waktu pernah ditanyai tentang kebiasaannya itu, dan dia menjawab bahwa menggunakan pakaian mirip itu menurutnya lebih ringkas dan tidak mencampakkan waktu, sehingga dia bisa lebih konsentrasi untuk menimbang-nimbang hal yang lain selain cuma memikirkan apa yang mau dikenakanya hari itu.

Itulah statement yang dilontarkan Zuckerberg. Orang-orang ini lebih menentukan ketentraman dibandingkan dengan gengsi. Membeli apa pun bukan sebab impian tetapi keperluan. Lain lagi dengan Warren Buffett yang enggan memiliki barang-barang glamor sebab menurutnya itu cuma akan membuatnya sakit kepala. Sekali lagi, Buffett lebih memilih hati yang hening tanpa hambatan barang-barang mewah yang bergotong-royong tak dibutuhkannya

Lebih Memilih Beramal dan Menolong Orang Lain

Orang kaya yang sebetulnya tidak bekerja untuk memperkaya dirinya sendiri. Orang-orang ini, ketimbang menguruk harta kekayaannya, justru memilih bederma serta membantu orang yang memerlukan. Harta yang disumbangkan juga tidak main-main, sebut saja Bill Gates melalui tubuh amalnya Bill&Melinda Gates menyumbangkan 60% harta kekayaanya yang utamanya untuk dunia pendidikan dan kesehatan. Kemudiaan ada yang paling fenomenal ialah Warren Buffett yang juga menyumbangkan kekayaannya untuk kemanusiaan jumlahnya tidak main-main 99% dari total kekayaannya.

Kalau dipikir-pikir, miliarder-miliarder ini kan niscaya punya keluarga. Kenapa tidak diwariskan untuk keluarganya saja ya? Nah, ini jawabanya berdasarkan Buffett (kebetulan aku punya beberapa bukunya jadi hapal sama petuah dan pesan tersirat hidupnya, hehe..) Buffett tidak mau anak-anaknya dan cucu-cucunya menjadi eksklusif pemalas alasannya tahu beliau seorang miliarder. Bahkan kata-kata yang pernah saya baca dan ingat sekali begini kira-kira "dengan mempunyai harta yang berlimpah pada hasilnya Anda akan dikelilingi benalu dalam hidup Anda. Anak-anak Anda tidak akan mau bekerja keras, alasannya adalah mereka tahu akan mendapatkan warisan. Pada akhirnya Anak-anak Anda tidak akan hidup dengan mengembangkan kemampuannya, tetapi cuma akan mengharapkan ajal Anda yang segera". Kira-kira begitu hikmah Buffett. Makara dari pada hidup dikelilingi oleh parasit yang menjilat, memuji-muji berlebihan, Anak menjadi pemalas, dan enggan mengembangkan kesanggupan dirinya, maka Buffett dengan bijak menyumbangkan hartanya, yang menurutnya lagi, akan lebih berguna (harta-hartanya itu) jika kembali lagi ke masyarakat. Wow..

Kebiasaan yang Dipupuk Sejak Kecil

Menurut saya, miliarder-milirder ini memang sedari kecilnya telah dididik oleh orang renta mereka untuk menjalani hidup sederhana. Mereka telah terbiasa bekerja keras dan hidup apa adanya. Perhatikan masa kecil para miliarder ini. Walaupun sebagian ada yang berasal dari keluarga yang berkecukupan, tetapi orang tuanya mengajarkan untuk bersusah payah, mencari duit sendiri. Buffett jualan koran dikala kecil, dia juga sudah biasa menjajakan minuman ringan Coca Cola, bahkan memasarkan bola golf. Sam Walton juga mengirimkan koran dan membotolkan susu perahan dari sapi keluarga kemudian menjualnya. See? Mereka memang sudah biasa hidup sederhana, jadi walaupun lalu menjadi orang kaya, bahkan sungguh kaya, itu tidak mengganti mereka menjadi pribadi yang berlawanan.

Menjadi kaya raya, boleh, mesti malah. Tetapi bila boleh menentukan, pilihlah hidup dengan sederhana, menentramkan hati dan menyebarkan kebiasaan untuk menolong orang lain yang lebih membutuhkan. Itulah indahnya kesederhanaan.

















Jatilengger TV Assalamu'alaikum wr. wb. Hello, how are you? Introducing us Jatilengger TV. The author, who is still a newbie, was born on January 16, 1989 in Blitar and is still living in the city of Mendoan. About starting this blog, it started with a passion for writing fiction, which eventually had to be written down in a scribble or note to immortalize it. Which is then able to pour ideas on this blog. All of that, of course, really hope to be useful for readers everywhere. I currently work as an entrepreneur in Blitar, East Java. On the sidelines of busyness, I try to write and share through blogs. For cooperation, of course, I really accept forms of cooperation such as: Advertisement, Product Review, Event Collaboration, and others. That's a short profile about myself, I hope you like to visit my blog. Thank you. :) Wassalamu'alaikum wr. wb.

0 Response to "KENAPA ORANG YANG BENAR-BENAR KAYA JUSTRU SEDERHANA?"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel